Pahami Prinsip 5C yang Diterapkan Lembaga Keuangan

oleh | Okt 4, 2022 | ? KPR 101 | 0 Komentar

Saat kamu ingin meminjamkan uang ke temanmu, pasti banyak banget pertimbangannya, kan? Mulai dari sejarah temanmu seputar dunia perutangan, pola hidupnya sehari-hari, sampai untung atau ruginya kamu kalau meminjamkan uang ke temanmu. Semua hal tersebut juga akan menentukan besaran utang yang kamu ikhlas pinjamkan. Jika ada poin yang punya nilai merah, pastinya kamu akan berpikir berulang kali untuk memberikan pinjaman, kan? Prinsip ini juga berlaku jika ingin mengajukan kredit atau pinjaman ke bank.

Bank sangat selektif dan ketat untuk meloloskan pengajuan pinjaman. Mereka memiliki prinsip sendiri yang harus dipenuhi seorang untuk menentukan kelayakannya sebagai peminjam. Tentunya, bank ataupun lembaga keuangan lainnya tidak mau jika calon peminjamnya tidak bisa memenuhi kewajibannya di masa depan. Prinsip ini biasa dikenal dengan Prinsip 5C. Apa saja sih unsur dari 5C ini? Simak penjelasannya di bawah ini yuk!

Character

Kamu akan dinilai dari segi karakter dan kepribadian. Semua akan dinilai dari hasil wawancaramu dengan customer service. Serba-serbi pertanyaannya akan seputar kehidupanmu, mulai dari latar belakang, pola hidup, sampai lingkungan tempat tinggal. Poin-poin tersebut akan menentukan itikad baikmu dan bisa atau tidaknya kamu dipercaya sebagai seorang peminjam. Informasi seputar karakter calon peminjam dikelola oleh Bank Indonesia dan dikenal sebagai Sistem Informasi Debitur (SID), atau proses BI Checking. SID sendiri berisi tentang riwayat finansial seseorang, profil pembayaran tagihan yang terdahulu misalnya.

Capacity

Prinsip ini akan menilai kemampuanmu dalam mengelola keuangan pribadi, maupun keuangan usaha yang kamu miliki. Hal ini akan berhubungan dengan kemampuanmu untuk membayar pinjaman yang ingin kamu ajukan. Pendapatan bersihmu yang akan jadi salah satu poin utama. Tentu saja pendapatan yang sudah dikurangi dengan utang yang kamu miliki.

Capital

Aset dan kekayaanmu yang akan jadi poin penilaian di sini. Terutama bagi kamu yang memiliki usaha pribadi. Beberapa contoh penilaian dari prinsip ini adalah dengan melihat berapa besar saldo tabungan, deposito, atau aset investasi lain yang kamu miliki sebagai calon peminjam. Bagi kamu yang memiliki usaha pribadi, laporan tahunan perusahaanmu akan jadi salah satu faktor penting. Semua poin tersebut akan menentukan jumlah bantuan kredit yang bisa kamu dapatkan. Besarnya DP yang yang harus dibayarkan juga jadi pengaruh di prinsip ini.

Collateral

Prinsip ini berhubungan dengan prinsip sebelumnya. Jaminan yang bisa kamu berikan ke bank akan menentukan mudah atau tidaknya dana pinjaman mengalir ke sakumu. Semakin besar nilai agunan atau jaminan yang bisa kamu berikan sebagai calon peminjam, akan semakin besar pula kemungkinanmu untuk lolos dari prinsip satu ini. Jaminan jadi sangat penting karena hal tersebutlah yang akan menjadi hak milik lembaga keuangan sebagai sitaan, jika kamu tidak bisa memenuhi kewajibanmu sebagai peminjam suatu hari nanti. Mari sama-sama kita ucapkan, “amit-amit!”.

Condition

Bisa dibilang, prinsip terakhir ini memiliki cakupan yang paling luas di antara prinsip lainnya. Cakupannya melingkupi faktor internal dan eksternal dari dirimu sebagai calon peminjam. Faktor eksternalnya seluas apa? Lebih luas daripada kesabaran yang kamu miliki saat ada teman yang mengeluh soal pacarnya yang penuh bendera merah itu, tapi tidak pernah mau mendengarkan kalau kamu suruh putus. Faktor-faktor seperti keadaan ekonomi negara atau daerah, dan keadaan industri dari bisnis yang kamu jalani, terutama untuk kamu yang penghasilan utamanya berasal dari bisnis tersebut. Poin-poin yang sebenarnya tidak bisa kamu kendalikan sendiri. Makanya, untuk poin satu ini, kamu sangat memerlukan komunikasi yang cukup lancar dengan lembaga keuangan yang ingin kamu jadikan sebagai peminjam.

Lumayan berat ya poin-poin di atas? Jadi, kalau kamu memang punya rencana untuk mengajukan pinjaman untuk pembelian rumah atau aset lainnya, coba untuk penuhi secara perlahan setiap poinnya ya. Sebenarnya, ketat atau tidaknya analisis terkait prinsip 5C, juga tergantung bank yang kamu pilih. Sudah jadi rahasia umum kalau beberapa bank cukup memudahkan, beberapa memang sangat ketat dalam menyetujui pengajuan pinjaman. Apa pun itu yang kamu tuju, semoga semuanya dimudahkan ya!